Jumat, 09 November 2007

Dayak Agabak

http://bongkar.net/index.php?option=com_content&task=view&id=150

Mempertanyakan Suku Dayak Agabak

Written by Redaksi Majalah Bongkar

Thursday, 08 February 2007

Akhir-akhir ini di tahun 2005-2006 sering muncul nama salah satu suku Dayak Agabak di wilayah Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan. Dengan munculnya nama itu, akhirnya membuat warga suku Dayak semakin ingin tahu dimana basis komunitas suku Agabak itu?

KOMUNITAS suku Agabak sering disebut di kawasan Krayan sampai dengan Pulau Sipadan dan Ligitan Malaysia. Menurut salah satu pengurus adat Dayak Tahol, Lewi Undan yang juga sebagai Anggota DPRD Kabupaten Malinau saat ini, di kawasan Kabupaten Nunukan maupun Malinau tidak ada suku yang dimaksudkan tersebut.

Suku Dayak yang ada di Nunukan, khususnya di daerah Sungai Lumbis Kecamatan Lumbis, nama suku Dayak yang ada disana yaitu Suku Dayak Tahol/Tahol Koalor. Kemudian di wilayah Kecamatan Sembakung dan Kecamatan Sebuku ada Suku Dayak Tingalan.

Sementara di Kabupaten Malinau, nama suku - suku Dayak di sana adalah Dayak Kenya, Dayak Lundaye, Dayak Punan, Dayak Merap, Dayak Tahol, Dayak Tingalan, Dayak Abai Sembuak dan Suku Dayak Berusu.

Khusus di Kecamatan Malinau Utara, di setiap desa masing-masing punya penduduk asli. Seperti Desa Seruyung, Desa Salap dan Desa Putat, penduduk aslinya Adalah Suku Dayak Tahol. Kemudian Desa Lubah/Selidung yang sekarang digabungkan menjadi Satu Desa yaitu Desa Belayan, penduduk aslinya adalah Suku Dayak Tingalan.

Selanjutnya Desa Kelapis, Kaliamok, Temengaris, penduduk aslinya yaitu Suku Dayak Lundaye. Di Desa Lubak Manis, penduduk aslinya yaitu suku Dayak Punan, juga membaur dengan warga yang berasal dari luar daerah.

Kemudian Desa Tajan dan DesaLuso, penduduk aslinya adalah Suku Dayak Abai Sembuak dan membaur dengan warga suku lainnya. Desa Respen penduduk Aslinya yaitu Suku Dayak Punan, Bau, Merap, yang juga membaur dengan penduduk yang berasal dari luar daerah Malinau. Satu lagi yaitu Desa Malinau Seberang penduduk aslinya adalah Suku Tidung. Sementara di wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Malinau, menurut Lewi, tidak ada muncul nama Dayak Agabak.

Jadi mengapa ada muncul nama suku Agabak itu? Lewi merasa ada sesuatu yang belum nyambung dan perlu mendapat sinkronisasi agar tidak terombang - ambing dalam ketidakpastian. Harus ada yang bertanggungjawab dengan menyebut nama Suku Dayak Agabak itu. “Kita sudah coba diskusi dengan Pak Prof Adri Patton (Unmul), dari mana sumber penyebutkan suku Agabak ini,” ujar Lewi.

Dalam padanan kata bahasa Dayak pun tidak ditemukan sebutan Agabak itu. Namun ucapannya dekat dengan Abak – bahasa suku Dayak Tahol dan Tingalan – yang artinya adalah “Cawat“ .**